Kamis, 08 Mei 2014

4 Aspek Utama Green Building

4 Aspek Utama Green Building
Jakarta. Konsep green building mulai berkembang sejak tahun 1970. Wacananya mulai hangat dibahas sebagai bentuk tanggapan terhadap krisis energi dan keprihatinan masyarakat akan kondisi lingkungan. Sejak saat itu, kebutuhan untuk menghemat energi dan mengurangi masalah lingkungan pun terus-menerus digalakkan hingga hari ini.

Green building adalah konsep yang juga dikenal sebagai “bangunan berkelanjutan” atau “eco-home”. Lalu bangunan seperti apa yang dapat digolongkan sebagai green building? Banyak pihak sepakat bahwa green building harus memenuhi syarat lokasi, sistem rancangan, renovasi, dan pengoperasian yang menganut prinsip hemat energi serta berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Spesifikasi ini memerlukan sebuah pedoman atau panduan yang tetap, karena saat ini definisi standar tersebut masih multi-interpretasi.

Empat aspek utama yang perlu dipertimbangkan dalam membangun green building yaitu material, energi, air, dan kesehatan.

Material

Material yang digunakan untuk membangun haruslah diperoleh dari alam, merupakan sumber energi terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan, atau bahan bangunan yang didapat secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi. Daya tahan material bangunan yang layak sebaiknya tetap teruji, namun tetap mengandung unsur bahan daur ulang, mengurangi produksi sampah, dan dapat digunakan kembali atau didaur ulang.

Energi

Penerapan panel surya diyakini dapat mengurangi biaya listrik bangunan. Selain itu, bangunan juga selayaknya dilengkapi jendela untuk menghemat penggunaan energi (terutama untuk lampu serta AC). Untuk siang hari, jendela sebaiknya dibuka untuk mengurangi pemakaian listrik. Jendela tentunya juga dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas penghuninya. Green building juga harus menggunakan lampu hemat energi, peralatan listrik hemat energi lain, serta teknologi energi terbarukan seperti turbin angin dan panel surya.

Air

Penggunaan air dapat dihemat dengan menginstal sistem tangkapan air hujan. Cara ini akan mendaur ulang air yang misalnya dapat digunakan untuk menyiram tanaman atau menyiram toilet. Gunakan pula peralatan hemat air, seperti pancuran air beraliran rendah, tidak menggunakan bathtub di kamar mandi, menggunakan toilet flush hemat air atau toilet kompos tanpa air, dan memasang sistim pemanas air tanpa listrik.

Kesehatan

Gunakan bahan-bahan bagunan dan furnitur yang tidak beracun serta produk dapat meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, untuk mengurangi risiko asma, alergi, dan penyakit lainnya. Bahan-bahan yang dimaksud adalah bahan bebas emisi, rendah atau non-VOC, dan tahan air untuk mencegah datangnya kuman dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga dapat ditingkatkan melalui sistim ventilasi dan alat-alat pengatur kelembaban udara.

(Sumber : bea indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Daftar Blog Saya

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *