Tugas Pengelola Gedung
Hal
apa saja yang dikerjakan oleh konsultan building manajemen ini ? Secara
garis besar, tugas pengelola gedung adalah mengurusi semua operasional
estate diluar tugas pemasaran/marketing. Mungkin hampir mirip dengan
tugas RT RW yang mengumpulkan dana/tarikan untuk kebersihan, keamanan,
acara 17-an dan lain sebagainya. Maka, tugas pengelola gedung adalah
mengelola dana yang diperoleh dari service charge untuk segala kebutuhan
perawatan gedung, pengelolaan dan keamanannya. Selain itu konsultan
building management juga harus berorientasi bagaimana jangka masa depan
dari gedung itu sendiri.
Demikian
juga dengan pengelolaan asetnya. Apakah parkir atau fasilitas yang
tersedia seperti kolam renang atau gym diberikan secara gratis atau
diberikan bea untuk setiap pemakaiannya, juga tergantung dari pengelola
gedung.
Lexi
Pranata, Direktur Divisi Property Management Service PT. Menara Manna
Mulia mengatakan “Semua keputusan yang hendak di ambil harus
benar-benar dipikirkan jangan sampai menjadi bumerang di belakang hari.
Yang terpenting adalah bagaimana mengelola gedung itu menjadi sebuah
lingkungan yang menyenangkan untuk ditinggali, tapi secara finansial
juga bisa mengelolanya agar semua kebutuhan perawatan atau bea-bea bisa
dipenuhi”
Jadi
masalah sedetail dan sekecil inilah yang ditangani oleh sebuah
konsultan building management. Bahkan parkir ini bisa berdampak besar ke
jangka panjang akan sebuah kenyamanan sebuah estate/gedung. Contoh bila
tiket parkir ditentukan per jam atau sekali masuk. Belum lagi dengan
luas area parkir dan jaraknya dengan lokasi utama.
Perbedaan
pengelolaan estate (hunian landed) dengan gedung mungkin hanya pada
fasilitas landscaping/tamannya. Karena di estate lebih banyak
menggunakan landscaping dibandingkan di gedung. Biasanya sebuah badan
pengelola akan membagi tugas menjadi dua untuk penanganan estate yakni
Property Management dan Facility Management
Facility
Management hanya bertugas diluar penagihan iuran dan diluar keuangan.
Kualitas kebersihan, keamanan dan kenyamanan lah yang menjadi tugas
facility management. Semua hal tersebut masih dalam cakupan cost
oriented.
Apabila
sudah masuk ke property management maka konsultan tersebut mengelola
hal yang lebih berat lagi dimana dana harus digunakan seefisien mungkin.
Atau juga bisa dimainkan sesuai dengan cost oriented yang dibutuhkan
dalam tiap bulan. Konsultan pun diajak untuk membuat budgeting, target
jangka panjang dan lain sebagainya.
Keuntungan
lain dari kehadiran pengelola gedung ini adalah si pemilik/developer
tidak perlu lagi untuk memelihara karyawan yang banyak untuk mengurusi
gedung. Namun ada juga suatu kondisi dimana pimpinannya saja yang
menjadi karyawan sedangkan anak timnya bisa di out sourchingkan. Umumnya
orang teknisi masih menggunakan orang dalam (in house) atau karyawan
sebuah pemilik gedung.
Namun
untuk tenaga kerja yang meliputi cleaning service, parking dan security
umumnya dicari dari sumber out sourching. Tiga bidang pekerjaan ini
sudah pasti di out sourching. Sedangkan yang lain bisa diambil dari
karyawan pemilik gedung/developer. Namun tak terlepas kemungkinan di out
sourchingkan juga.
Inilah
masalah yang sering dihadapi dalam pengelolaan gedung. Tenaga kerja
yang pas. Sehingga banyak pemilik gedung yang tidak ingin repot dengan
langsung menggunakan jasa konsultan untuk menangani itu semua. Selain
efisien, dengan menggunakan jasa konsultan, pemilik/developer juga tidak
perlu belajar terlalu banyak soal pengelolaan gedung (instant).
(ProBiz/Edisi 19/Tahun 3/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar